BAB I PENDAHULUAN
Muncul dan Berkembangnya Organisasi-Organisasi Pergerakan
Nasional Di Indonesia
Pada masa kolonial
Belanda, rakyat Indonesia sangat menderita.Penderitaan rakyat tersebut
diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan kolonial yang merugikan rakyat.Sebagai
rakyat kecil yang ditindas oleh penjajah, tentu rakyat Indonesia ingin
memberontak, demikian pula para mahasiswa dan pemuda masa itu. Khususnya
mahasiswa STOVIA yang berusaha mengadakan perlawanan dengan cara halus
mengingat pertempuran fisik selalu mengalami kegagalan. Berangkat dari
kesadaran dan kemauan untuk melawan, maka mulai muncul berbagai organisasi
pergerakan. Meskipun masing-masing organisasi memiliki cara perjuangan yang
berbeda, mereka tetap mempunyai satu tujuan yaitu mencapai kemerdekaan.
Kebulatan tekad para pemuda untuk bersatu mencapai puncaknya dengan
dicetuskannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Latar Belakang
Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah
Belanda kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang
Indonesia).Mereka terus mengeruk kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia,
tanpa mau memperhatikan nasib rakyat itu sendiri.Pada akhir abad ke-19,
C.Th.van Deventer mengkritik keadaan itu melalui salah satu karangannya yang
berjudul Utang Budi. C.Th van Deventer antara lain menyetakan bahwa kemakmuran
Belanda diperoleh berkat kerja dan jasa orang Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa
Belanda sebagai bangsa yang maju dan bermoral harus membayar utang budi kepada
bangsa Indonesia.Caranya adalah dengan menjalankan Politik Balas Budi atau
dikenal dengan sebutan Politik Etis.
Politik Etis yang diuslkan olehC.Th van Deventer berisi tentang
perbaikanperbaikan dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi
(perpindahan), dan edukasi (pendidikan).Akan tetapi pelaksanaannya tidak
terlepas dari kepentingan pemerintah Hindia Belanda.Politik Etis sebenarnya
merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali.Program edukasi itu
sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti
penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah.Walaupun
menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah
membawa pengaruh yang baik.Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk
golongan pribumi.Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah
yang bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsa-bangsa
Belanda.Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum
cerdik pandai dikalangan penduduk pribumi.Kaum cerdik pandai inilah yang
mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya
persatuan dan kesatuan bangsa.Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut
Kebangkitan Nasional Indonesia.Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan
memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.
Selain
latar belakang seperti poin-poin di atas, ada pula faktor intern dan ekstern
yang mendorong perjuangan bangsa Indonesia.
Faktor Intern
a. SejarahMasa
Lampau yang Gemilang
Indonesia telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit
dan Sriwijaya.Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan
sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara.Kebesaran
ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk dapat merebut
kekuasaan itu kembali.
b. Penderitaan
Rakyat Akibat Penjajahan
Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan
kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan
rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya
menggalang persatuan.Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi
dengan menggunakan organisasi-organisasi pemuda.
c. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
Perubahan
di negeri Indonesia banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri
Belanda.Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi dengan tujuan
untuk mendapat pekerja yang dibayar murah.
d. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
e. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya.
Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya.
f. Dominasi
Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
Cina diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif.Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
Cina diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif.Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
g. Peranan
Bahasa Melayu
Bangsa Indonesia memiliki bahasa pergaulan umum, yakni bahasa Melayu. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki bahasa pergaulan umum, yakni bahasa Melayu. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
h. Istilah
Indonesia sebagai Identitas Nasional
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
Faktor Ekstern
a. Kemenangan
Jepang atas Rusia
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan ketika tahun 1904-1905 terjadi
peperangan antara Jepang melawan Rusia, yang keluar sebagai pemenang dalam
peperangan itu adalah Jepang.Hal ini memberikan semangat juang terhadap para
pelopor pergerakan nasional di Indonesia, bahwa tak selamanya orang berkulit
putih lebih hebat dari orang berkulit warna.
b. Partai
Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India). Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India). Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c. Filipina
di bawah Jose Rizal
Tahun 1892, tokoh ternama, Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan.Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban bagi para cendekiawan di Indonesia.
Tahun 1892, tokoh ternama, Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan.Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban bagi para cendekiawan di Indonesia.
d. Gerakan
Nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
e. Gerakan
Turki Muda
Gerakan Turki Muda pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Gerakan Turki Muda pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
· Bagaimana
perkembangan pergerakan nasional Indonesia (Budi Utomo, Sarekat Dagang Islam,
Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, Usaha Mempersatukan Partai-Partai,
Pergerakan Kaum Wanita, Sumpah Pemuda).
Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
· Sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Sejarah Nasional Indonesia IV (SNI IV).
· Untuk
memperluas wawasan pengetahuan tentang pergerakan nasional Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
❶Budi Utomo
Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan
untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan
dana untuk membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar
dapat memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasan nya
tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa.
Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan
mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter
pribumi.Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo,
Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek.Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan
dorongan kepada mereka agar membentuk suatu organisasi.Dorongan tersebut
mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA.
Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa
STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya
budi yang utama.Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai
Hari Kebangkitan Nasional.
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia
dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga
rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan.Budi utomo
pada saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM yang
memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya.Biasanya
anak sekolah tersebut menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi
Oetomo).Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang organisasi
jaman dulu, bukan yang STM.
Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr.
Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk
memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan
Kesadaran Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional Indonesia.
Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada
pemerintah Hindia Belanda sebagai mana berikut ini :
1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera
maupun sekolah priyayi.
2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.
3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para
perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera.
8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di
sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa - Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908
untuk mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar
sebagai ketua.
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang
sah karena dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak
maksimal karena banyak hal, yakni :
1. Mengalami
kesulitan dinansial
2. Kelurga R.T.
Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada
rakyat.
3. Lebih memajukan
pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga
anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati
lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6. Bahasa belanda
lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. pengaruh
golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang
nasionalis.
❷ Serikat Dagang Islam
Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal
10 Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di
Indonesia. Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis
Cina.Kedudukan mereka dibidang ekonomi sangat kuat.Mereka menguasai penjualan
bahan-bahan batik.Para pedagang batik pribumi merasa terdesak atau
dirugikan.Untuk menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun 1911 para
pedagang batik Solo dibawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat Dagang
Islam (SDI). Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :
a. Memajukan perdagangan.
b. Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan
c. Memajukan agama Islam.Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan
pesat karena bersifat nasionalis, religius, dan ekonomis.
❸Sarekat Islam (SI)
Awalnya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang
bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo
oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang
diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan
Indonesia di bawah panji-panji Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas, maka tidak
memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota lebih
banyak dan luas ruang lin gkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912,
SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti
H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim.Sarekat Islam berkembang
pesat karena bermotivasi agama Islam. SI merupakan organisasi massa pertama di
Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan
dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum.Namun,
Idenburg menyetujui SI menjadi badan hukum.Anehnya, yang mendapat pengakuan
pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang
SI yang ada di daerah.Ini merupakan taktik pemerintah kolonial Belanda untuk
memecah belah persatuan SI.Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921,
ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak
boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran
komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
· SI Putih,
yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
· SI Merah,
yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat
di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti
nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis
Indonesia (PKI).
❹Indische Partij
Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25 Desember1912.Didirikan
oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E.
Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumodan Ki
Hajar Dewantara.Maksudnya
adalah untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi
orang-orang Indonesia dan Eropa di Indonesia.Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang
terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indonesia). IP
sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi
putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka
diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya
makin bertambah kuat.
Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang
makmur, merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia.
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah
kolonial Hindia Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur JendralIdenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di
negara jajahan.Alasan penolakkannya adalah karena organisasi ini dianggap oleh
pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalismerakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan
untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Selain itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh
orang Indonesia, tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan
orang-orang bumiputera. Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker
dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda, ibu seorang
Indonesia.Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang
secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia
merdeka.Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua
indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan
surat kabar De Expres pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk
membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan dari partai ini
benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik
rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada
tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun
bebasnya Belanda dari tangan Napoleon
Bonaparte (Perancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh
pemerintah Hindia Belanda.Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah
melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang
dia sebagai penjajahnya.Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari
para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel
bernada sarkastis yang berjudul Als ik een Nederlander was (Andaikan aku
seorang Belanda). Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat ditangkap.
Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Expres
tanggal 26 Juli1913 yang
diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan
ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai,
Douwes Dekker mengkritik dalam tulisan di De Express tanggal 5 Agustus1913 yang
berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat
(Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat).
Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari
Indische Partij ditangkap.Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Douwes
Dekker dibuang ke Kupang,NTT sedangkan Dr. Cipto Mangunkusumo dibuang ke Pulau Banda. Namun
pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena
sakit.Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke
Indonesia pada tahun 1919.Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan,
dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa.E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan diri dalam dunia
pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940.Dalam
perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Selatan.
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian
besar anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite
Boemi Poetera.
❺Partai Nasional Indonesia
Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club (Kelompok
Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan
Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr.
Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr.
Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi Partai
Nasional Indonesia (PNI), dll. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self, help, dan
nonmendiancy (berjuang dengan usaha sendiri), sikapnya terhadap pemerintah juga
antipati dan nonkooperasi. Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama kali
diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928.Peranan PNI dalam pergerakan
nasional Indonesia sangat besar. Ketika pengawasan terhadap kegiatan politik
dilakukan semakin ketat, berkembanglah desas desus bahwa PNI akan mengadakan
pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo,
Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh
pengadilan Bandung. Dalam suatu kongres luar biasa di Jakarta tanggal 25 April
1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI.Mr. Sartono kemudian mendirikan
Partindo.Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran masuk dalam Pendidikan
Nasional Indonesia (PNI Baru) yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sutan
Syahrir. Baik Partindo maupun PNI Baru, masih memakai asas PNI yang lama yaitu
self, help, dan nonkooperasi
❻Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927.
Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia
(PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum
Studi Indonesia.
❼Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun
1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.Partindo didirikan
oleh Sartono pada tahun 1929. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional.
Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self
help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke
dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara.Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936
Partindo bubar.
Tokoh-tokoh
Partindo :
1.
Ir. Soekarno
2
.Sartono
3.
Anwari
4. Adam Malik
5. S.
K. Trimurti
6.
Oei Tjoe Tat
7.
Moh. Hatta
8. Gatot Mangkoeprodjo
9. Assaat
10. Siauw Giok Tjhan
11. Wikana
12. Suwiryo
13. Amir Sjarifoedin
14.
Yap Thiam Hien
❽Partai Indonesia Raya (Parindra)
Parindra didirikan di Solo oleh dr. Sutomo tanggal 26 Desember 1935.
Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.Tokoh-tokoh Parindra yang
terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni
Thamrin. Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah
Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
❾Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24
Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono,
Sanusi Pane, dan Moh. Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai
Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan
Parindra dengan tujuan mencapai Indonesia Merdeka, memperkokoh ekonomi
Indonesia, mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan memberi bantuan bagi kaum
pengangguran.
❿Gabungan Poilitik Indonesia (Gapi)
Tanggal
21 Mei 1939, dibentuk Gabungan Politik Indonesia dengan tujuan agar bangsa
Indonesia berdiri sendiri sebagai negara parlemen.
⓫ Organisasi
Keagamaan
Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta
pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.Dalam perkembangannya,
Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam konservatif. Mereka
melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat sehingga khawatir
kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan
Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim
Asy’ari.Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah
kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif (menentang).
Dalam Kongres Muhammadiyah yang berlangsung dari tanggal 12 - 17 Maret 1925 di
Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengajaran
Islam, mass media Islam, dan buku-buku tentang Islam yang berbahasa Jawa.
⓬Organisasi Pemuda dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri
adalah Tri Koro Dharmo. Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman,
dan Sunardi. Organisasi kepemudaan lainnya banyak bermunculan seperti
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong
Celebes, R.A. Kartini Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau
ketinggalan.Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan
mendirikan Sekolah Kartini.
⓭Usaha
Mempersatukan Partai-Partai
Di Indonesia terdapat berbagai pergerakan yang terpisah-pisah satu sama
lain. Keadaan ini kurang menguntungkan bagi perjuangan bangsa Indonesia untuk
menuju Indonesia merdeka.Beberapa tokok pergerakan segera menyadari keadaan
ini.Mereka berusaha mempersatukan organisasi-organisasi pergerakan yang ada
pada waktu itu.
1. Permufakatan
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI) didirikan pada tanggal 17 Desember 1927. Anggopta PPPKI terdiri atas
Partai Nasional Indonesia, Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Pasundan,
Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Indonesische Studie Club. Tujuan PPPKI adalah
:
a. Menyamakan arah aksi kebangsaan serta memperkuat dan memperbaiki
organisasi dengan melakukan kerjasama diantara anggota-anggotanya,
b. Menghindarkan perselisihan diantara para anggotanya yang dapat
memperlemah aksi kebangsaan.
Pengurus PPPKI disebut Majelis Pertimbangan yang terdiri atas ketua,
penulis, bendahara, dan wakil-wakil dari partai-partai yang tergabung
didalamnya.
2. Gabungan Politik
Indonesia (GAPI).
GAPI adalah organisasi kerja sama antara partai-partai politik di
Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 Mei 1939.GAPI berdiri atas
prakarsa Muhammad Husni Thamrin. Anggota GAPI adalah Parindra,
Pasundan,Gerindo, Persatuan Minahasa, PSII, PII, dan Perhimpunan Politik
Katolik Indonesia. GAPI membentuk pengurus yang disebut Secretariat Tetap.
Pengurus Sekretariat Tetap dijabat oleh Abikusno Cokrosuyoso dari PSII 9Penulis
Umum ), Muhammad Husni Thamrin dari Parindra (bendahara), dan Mr. Amir
Syarifuddin dari Gerindo (pembantu penulis).
GAPI beberapa kali mengadakan kongres. Pada Kongres Rakyat Indonesia
yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 Desember 1939 dihasilkan beberapa
keputusan sebagai berikut :
a. Menuntut Indonesia berparlemen. Tuntutan ini dilakukan sebagai reaksi
atas ditolaknya Petisi Sutarjo dalam Volskraad sehingga Volskraad dianggap
bukan parlemen.
b. Diakuinya Merah Putih sebagai bendera persatuan, Indonesia Raya
sebagai lagu persatuan, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
⓮Pergerakan
Kaum Wanita
Pada awalnya pergerakan wanita Indonesia dilakukan oleh perorangan.
Pelopor pergerakan wanita pada masa itu adalah R.A Kartini dan R. Dewi Sartika
.Keduanya ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan.Perhatian
yang besar dari R.A Kartini dan R. Dewi Sartika terhadap kaum wanita telah
mengilhami pergerakan kaum wanita untuk membentuk organisasi.Pada awalnya
tujuan organisasi perempuan itu untuk memperbaiki kedudukan sosialnya.Namun,
dalam perkembangannya organisasi itu juga berwawasan kebangsaan.
1. Kongres I Perempuan Indonesia.
Pada tanggal 22 – 25 Desember 1928 beberapa perkumpulan perkumpulan wanita
Indonesia mengadakan Kongres Perempuan Indonesia.Tujuan kongres adalah
mempersatukan cita-cita dan usaha untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam
kongres tersebut antara lain diputuskan mendirikan gabungan perkumpulan wanita
yang bernama Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).
2. Istri Sedar (IS).
Pada tangga 22 Maret 1930 di Bandung didirikan perkumpulan Istri
Sedar.Pendirinya adalah Nona Suwarni Joyoseputro.Tujuannya menuju pada
kesadaran wanita Indonesia dan derajat hidup Indonesia untuk mempercepat dan
menyempurnakan Indonesia merdeka.Meskipun bukan merupakan organisasi politik,
tetapi dalam kampanyenya Istri Sedar sering menyarakan sikap antipenjajah.Oleh
sebab itu, organisasi ini mendapat pengawasan dari Pemerintah Hindia Belanda.
⓯Sumpah Pemuda
1. Pergerakan
Pemuda Berdasarkan Kedaerahan
Para pemuda tidak tinggal diam melihat penderitaan yang dialami
bangsanya.Mereka segera mendirikan perkumpulan-perkumpulan kepemudaan.Mula-mula
perkumpulan itu bersifat kedaerahan.Akhirnya, perkumpulanperkumpulan tersebut
menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan kepemudaan yang bersifat
kedaerahan antara lain :
a. Tri Koro Darmo
Pemuda menjadi salah satu penggerak dalam mewujudkan tujuan, dalam
mewujudkan tujuan tersebut dapat dijadikan dalam satu wadah yaitu sebuah
organisasi.Dengan adanya organisasi dapat menyatukan pemikiran maupun ideologi
dari setiap individu agar dapat mewujudkan cita-cita yang di inginkan, dengan
berorganisasi juga dapat dijadikan pembelajaran bahwasanya hidup dalam
kebersamaan lebih mudah dalam mewujudkan suatu tujuan.Pada mulanya bentuk
organisasi-organisasi pemuda tersebut berdasarkan kesukuan atau kedaerahan,
yang mengutamakan ikatan antara sesama pelajar sedaerah serta membangkitkan
perhatian terhadap kebudayaan daerah masing-masing.
Perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan
kemerdekaan Indonesia, para pemuda dengan semangatnya yang tinggi tidak ragu
lagi memperjuangkan nasib bangsanya dalam mencapai kemerdekaan.Munculnya
organisasi kepemudaan tersebut masih dalam pengawasan pihak kolonial, hal
tersebut dilakukan oleh pemerintah Kolonial untuk memastikan bahwa
organisasi-organisasi tersebut tidak melakukan perlawanan dan pemberontakan
terhadap pemerintah Kolonial.Jika suatu organisasi masih aman dan tidak
membahayakan maka masih diizinkan keberadaannya, namun jika organsasi tersebut
dirasa membahayakan maka wajib dibubarkan.
Muda dan terpelajar menjadi bobot tersendiri dalam lahirnya organisasi
pemuda, muda saja tidak cukup untuk mewujudkan suatu tujuan yang nyata. Karena
setiap pemuda mempunyai caranya sendiri untuk menentukan tujuan hidupnya,
dengan dibekali pelajaran dan mengenyam pendidikan yang tinggi menjadi nilai
plus untuk menjadi pemuda yang mempunyai bobot yang lebih.
Di Hindia-Belanda memang tidak banyak kaum pemuda yang bisa melanjutkan
pendidikannya sampai tingkat tinggi, kebanyakan yang dapat melanjutkan
pendidikan tingkat lanjut hanya mereka yang tergolong kaum priyai, kaum
priyayai ini adalah mereka yang menjadi administratur, pegawai pemerintah dan
masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari masyarakat pada umumnya.
Muda dan terpelajar bukanlah menjadi syarat utama untuk mendapatkan pengakuan
sosial, namun bagaimana mereka mengaplikasikannya dalam lingkungan sosial.
Organisasi pemuda yang berdiri pertama kali di kalangan pelajar pada
masa itu bermula di kota-kota besar seperti di Jakarta. Mereka menuntut
ilmu dan disanalah mereka bertemu dengan pelajar-pelajar lain yang berbeda
daerah maupun budayanya.Dengan adanya perbedaan inilah mendorong mereka untuk
membentuk suatu solidaritas menurut daerah mereka masing-masing, maka
terbentuklah suatau perkumpulan pemuda yang menjunjung tinggi kebudayaan dari
masing-masing daerah.
Suatu organisasi yang beranggotakan para pemuda terpelajar dan mempunyai
pendapat yang beragam, memerlukan waktu untuk menyatukannya dan mendapatkan
pemikiran yang sejalan agar tidak terjadi perselisihan. Seperti Tri Koro
Dharmo, yang beranggotakan para pemuda dari pulau Jawa, Madura, Sunda, Bali dan
Lombok. Memiliki pendapat yang berbeda diantara anggotanya, seperti dalam hal
kebudayaan.
Tri Koro Dharmo sebagai organisasi pemuda pertama, sejak kelahirannya
pada tahun 1915. Organisasi ini tidak luput dari masalah intern, yaitu masalah
bagaimana menyelaraskan agar organisasi ini tidak bersifat Jawa sentris, karena
dilihat dari namanya saja “Tri Koro Dharmo” (Tiga Tujuan Mulia) yang berarti
Sakti, Budi, dan Bakti, sehingga tidak mengherankan jika para pemuda dari Sunda
dan Bali enggan untuk bergabung dengan Tri Koro Dharmo. Menurut Satiman
Wirjosandjojo organisasi ini hanya bersifat sementara dan dengan berjalannya
organisasi ini akan dijadikan perkumpulan pemuda seluruh Hindia-Belanda, oleh
karena itu bisa menjadi suatu organisasi yang bersifat nasional.
Pada dasarnya Tri Koro Dharmo merupakan organisasi pemuda yang mempunyai
tujuan menjalin pertalian antara pelajar-pelajar Jawa sekolah menengah dan
kursus keguruan, menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya, serta
membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa dan kebudayaan
“Hindia”. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa organisasi Tri Koro
Dharmo yang beranggotakan para pelajar dari Jawa, Madura, Bali dan Lombok,
namun pada kenyataannya anggota dari Tri Koro Dharmo yang sebagian besar adalah
murid-murid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih
menonjol karena sifat Jawa sentrisnya. Oleh karena itu pada kongresnya yang
diadakan di Solo pada 12 Juni 1918 nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong
Java yang memiliki cita-cita untuk mempersatukan semua penduduk Jawa sehingga
menjadi persatuan Jawa Raya.
Perubahan nama Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java tersebut dimaksudkan
untuk mempermudah kerjasama antara para pemuda pelajar Sunda, Madura, Bali dan
Lombok. Dalam kongres tersebut menghasilkan dua keputusan penting tentang ruang
lingkup keanggotaan dan nama organisasi serta mengenai kepengurusan. Adanya
pendapat yang sama dalam hasil kongres yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah perubahan nama tersebut, dibutuhkan rasa solidaritas yang tinggi
antar anggota, agar tidak terjadi perselisihan diantara anggotanya. Maka Tri
Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java, yang tidak merubah pendirian mereka untuk
menyatukan Jawa Raya, hanya saja nama dari perkumpulan pemuda ini berubah
menjadi Jong Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah-masalah sosial dan
kebudayaan.Misalnya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, dan kesenian.Jong
Java tidak ikut terjun dalam dunia politik dan tidak pula mencampuri urusan
agama tertentu.Anggotanya dilarang menjalankan aktivitas politik atau menjadi
anggota partai politik.
Dengan berganti nama menjadi Jong Java organisasi ini mengalami kemajuan
dibidang keanggotaannya, namun dalam perkembangannya masih terasa adanya azas
kebudayaan Jawa Raya dengan menonjolkan kebudayaan Jawa Tengah. Tetapi
hal tersebut tidak berarti bahwa Jong Java tidak memperhatikan adanya kerja
sama dengan organisasi pemuda lain, karena diantara organisasi-organisasi yang
ada akan melakukan fusi untuk membentuk suatu persiapan menuju persatuan.
Perubahan nama tersebut menunjukkan perubahan yang positif karena perhatiannya
akan pentingnya pendidikan, kedudukan wanita, keolahragaan dan kepramukaan agar
semakin maju dan berkembang.
b. Jong Minahasa
dan Jong Celebes
Jong Minahasa dan Jong Celebes didirikan pada 25 April 1919 oleh
tokoh-tokoh muda Minahasa yaitu Samuel Ratulangie.Jong Minahasa tampaknya
sebagai lanjutan dari organisasi yang telah dibentuk sejak 1912 di Semarang,
yaitu Rukun Minahasa.
Tahun 1917 muncul pula organisasi Minahasa Celebes di Jakarta.Tetapi
dalam kenyataan Jong Minahasa dan Jong Celebes tidak bisa tumbuh menjadi besar
karena jumlah pelajar dari Sulawesi tidak begitu banyak.
c. Jong Ambon
Jong Ambon didirikan pada tahun 1918.Sebelum itu sebenarnya telah lahir
berbagai organisasi yang didirikan oleh orang-orang Ambon. Misalnya : Ambons
Studiefonds (1909) oleh Tehupeilory, Ambons Bond (1911) untuk pegawai negeri,
Mena Muria (1913) di Semarang, dan Sou Maluku Ambon di Ambon.
Pada 9 Mei 1920, A.J Patty mendirikan Serikat Ambon di Semarang.
Tujuannya yaitu untuk mempersatukan semua organisasi Ambon, hingga menjadi
organisasi politik Ambon yang pertama. Karena ia sangat aktif melakukan
kampanye dimana-mana. Akhirnya ia ditangkap oleh pemerintah dan diasingkan.
Perjuangan berikutnya diteruskan oleh Mr. Latuharhary.
d. Jong Sumatranen
Bond
Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk
mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa
serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra.Perkumpulan ini didirikan
pada tanggal 9 Desember1917 di Jakarta.JSB memiliki enam cabang, empat di Jawa dan dua di
Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi.Beberapa tahun kemudian, para pemudaBatak keluar
dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya.Para pemuda Batak ini
membentuk perkumpulan sendiri, Jong Batak.
Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah satu
diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan
bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik dan umum. Tanpa menghiraukan
suara-suara miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan
sendiri.Kaum tua di Minangkabau menentang pergerakan yang dimotori oleh kaum muda
ini.Mereka menganggap gerakan modern JSB sebagai ancaman bagi adat Minang. Aktivis JSB, Bahder Djohan menyorot perbedaan persepsi antara dua
generasi ini pada edisi perdana Jong Sumatra.
Adapun tujuan dari Jong Sumatranen Bond (JSB) adalah sebagai berikut :
1. Mempererat ikatan persaudaraan
antara pemuda-pemuda pelaajar sumatra dan membangkitkan perasaan bahwa mereka
dipanggil untuk menjadi pemimpin dan pendidik bangsanya.
2. Membangkitkan perhatian
anggota-anggotanya dan orang luar untuk menghargai adat istiadat, seni, bahasa,
kerajinan, pertanian dan sejarah sumatra.
Untuk mencapai tujuan itu, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
· Menghilangkan
adanya perasaan prasangka etnis di kalangan orang-orang sumatra.
· Memperkuat
perasaan saling membantu.
· Bersama-sama
mengangkat derajat penduduk sumatra dengan alat propaganda, kursus, ceramah dan
sebagainya.
Jong Sumatra terbit pertama kali pada bulan Januari 1918. Dengan
jargon Organ van Den Jong Sumatranen Bond, surat kabar ini terbit
secara berkala dan tidak tetap, kadang bulanan, kadang triwulan, bahkan pernah
terbit setahun sekali. Bahasa Belanda merupakan bahasa mayoritas yang
digunakan kendati ada juga artikel yang memakai bahasa Melayu. Jong Sumatra dicetak di Weltevreden, Batavia, sekaligus pula kantor redaksi dan administrasinya.
Mulanya, dewan redaksi Jong Sumatra juga merupakan pengurus (centraal
hoofbestuur) JSB. Mereka itu adalah Tengkoe Mansyur (ketua), A. Munir
Nasution (wakil ketua), Mohamad Anas (sekretaris I), Amir (sekretaris II), dan
Marzoeki (bendahara), serta dibantu beberapa nama lain. Keredaksian Jong
Sumatra dipegang oleh Amir, sedangkan administrasi ditangani Roeslie.Mereka ini
rata-rata adalah siswa atau alumni STOVIA serta sekolah pendidikan Belanda lainnya.Setelah beberapa edisi, keredaksian Jong
Sumatra dipisahkan dari kepengurusan JSB meski tetap ada garis koordinasi.
Pemimpin redaksi pertama adalah Mohammad Amir dan pemimpin perusahaan dijabatBahder Djohan.
Surat kabar Jong Sumatra memainkan peranan penting sebagai media yang
menjembatani segala bentuk reaksi atas konflik yang terjadi. Dalam Jong Sumatra
edisi 12, th 1, Desember 1918, seseorang berinisial Lematang mempertanyakan
kepentingan kaum adat. Sambutan positif juga datang dari Mohamad Anas,
sekretaris JSB.Anas mengatakan dengan lantang bahwa bangsa Sumatra sudah mulai
bangkit dari ketidurannya, dan sudah mulai memandang keperluan umum.
Sumatra memang dikenal banyak menghasilkan jago-jago
pergerakan, dan banyak di antaranya yang mengawali karier organisasinya melalui
JSB, seperti Mohammad
Hatta danMohammad Yamin.Hatta adalah bendahara JSB di Padang
1916-1918. Kemudian ia menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mulai
mengurusi Jong Sumatra sejak 1920 hingga 1921. Selama di Jong Sumatra inilah
Hatta banyak menuangkan segenap alam pikirannya, salah satunya lewat karangan
berjudul “Hindiana” yang dimuat di Jong Sumatra no 5, th 3, 1920.
Sedangkan Mohammad Yamin adalah salah satu putra Sumatra yang paling dibanggakan.Karya-karyanya yang berupa
esai ataupun sajak sempat merajai Jong Sumatra.Ia memimpin JSB pada 1926-1928 dan
dengan aktif mendorong pemikiran tentang perlunya bahasa Indonesiadigunakan sebagai bahasa persatuan. Kepekaan
Yamin meraba pentingnya bahasa identitas sudah mulai terlihat dalam tulisannya
di Jong Sumatra no 4, th 3, 1920. Jong Sumatra berperan penting dalam
memperjuangkan pemakaian bahasa nasional, dengan menjadi media yang pertama
kali mempublikasikan gagasan Yamin, mengenai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
2. Pergerakan
Pemuda dalam Bentuk Kelompok Belajar
a. Indonesiche
Studie Club (ISC)
Didirikan di Surabaya pada tanggal 11 Juni 1924.pendirinya adalah dr.
Sutomo. Tujuan ISC adalah memberi semangat kaum terpelajar agar memiliki
kesadaran terhadapmasyarakat, memperdalam pengetahuan politik, serta
mendiskusikan masalah-masalah pelajaran dan perkembangn sosial politik
Indonesia.ISC kemudian menjadi Partai Persatuan Bangsa Indonesia.
b. Algemeene Studie
Club (ASC)
Didirikan di Bandung oleh Ir. Soekarno dan Ir. Anwari. Tujuannya sama
dengan ISC. Asas perjuangannya adalah nonkooperasi.ASC kemudian menjadi Partai
Nasional Indonesia.
3. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kebangsaan dan Keagamaan
a. Perhimpunan
Indonesia (PI)
Didirikan di Belanda pada tahun 1908.Mula-mula bernama Indonesiche
Vereeniging, pada tahun 1925 diubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada
tahun 1927 pemerintah Belanda menahan para pengurus PI antara lain : Moh Hatta,
Nazir Datuk Pamuncak, A. M. Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Mereka
kemudian diadili di pengadialan Den Haag, Belanda.
b. Jong Islamienten
Bond
Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1926 oleh anggotanya
yang keluar dari Jong Java. Tokoh-tokohnya antara lain : R. Sam Haji Agus
Salim, Moh. Rum, Wiwoho, Hasim, Sadewo, M. Juari, dan Kasman Singodimejo.
BAB III PENUTUP
⓰Kesimpulan
Sejak tahun 1908-1925 di Indonesia bermunculan organisasi modern
dikalangan elite pelajar seperti Budi Utomo yang pada masanya menjadi
organisasi modern pertama, dengan munculnya Budi Utomo menjadi contoh di
kalangan pelajar muda untuk mendirikan organisasi kepemudaan. Karena Budi Utomo
merupakan organisasi golongan tua, sehingga para pemuda juga bergegas perlu
adanya organisasi bagi para pemuda.Organisasi kepemudaan seperti Jong Java (Tri
Koro Dharmo) merupakan salah satu organisasi yang masih bersifat kedaerahan.Jong
Java memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap penyatuan pemuda. Pada
awal berdirinya tahun 1915, organisasi ini bergerak di bidang
sosial,pendidikkan, budaya dan olah raga, namun seiring dengan perkembangan
semangat nasionalisme untuk lepas dari pengaruh Belanda, Jong Java mulai
terpengaruh dengan aktifitas politik untuk memperoleh kemerdekaan, karena untuk
memperoleh kemerdekaan perlu ikut serta dalam aktifitas politik. Pada tahun
1925, Jong Java mulai terpengaruh dengan aktifitas politik yang menjadi awal
perubahan arah Jong Java dari non politik ke politik persatuan
Indonesia.Perubahan arah tersebut menjadi hal yang menarik untuk diteliti,
karena perubahan arah yang dilakukan Jong Java belum ada yang mengulas secara
detail. Dari latar belakang di atas muncul dua rumusan masalah: pertama mengapa
Jong Java melakukan perubahan dari non politik ke politik persatuan Indonesia,
kedua Bagaimana aktivitas politik Jong Java dalam upaya menuju penyatuan
organisasi-organisasi kepemudaan Indonesia.
· Budi
Utomo,
organisasi yang berdiri pada 20 Mei 1908, diketuai Dr. Sutomo, dan bergerak
dalam bidang pendidikan, pada perjalanannya Budi Utomo akhirnya bergerak dalam
bidang politik, dan organisasi ini diakhiri degan terpecahnya Budi Utomo
menjadi 2 aliran, pihak kanan dan pihak kiri.
· Sarekat Islam (SI), organisasi
dari Solo, didirikan pada 18 September 1912 oleh H.O.S Cokroaminoto, Abdul
Muis, dan H. Agus Salim, merupakan organisasi massa pertama di Indonesia yang
akhirnya terpecah menjadi 2 aliran, SI Merah yang beraliran komunis (PKI) dan
SI Putih (PSII) yang beraliran nasionalisme dn islam
· Indische Partij,
organisasi Bandung, didirikan oleh E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo,
dan Suwardi Suryaningrat, bertujuan untuk membentuk kerja sama orang Indo-bumi
putera dalam membangun patriotisme terhadap tanah air. Dalam perjuangannya,
E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat sempat
ditangkap dan diasingkan Belanda, hanya Suwardi Suryaningrat yang dikembalikan
ke Indonesia dan kemudian membangun Perguruan Taman siswa
· Perhimpunan Indonesia,
merupakan organisasi yang dulunya dibangun Belanda, melalui rapat pada 3
Februari 1925 akhirnya nama Indische Vereeniging diubah menjadi Perhimpunan
Indonesia, dari situ masyarakat internasional mengetahui perjuangan pemuda
Indonesia untuk kemerdekaan.
· Partai Komunis Indonesia,
berdiri pada 23 Mei 1920, tokoh Indonesia yang bergabung dalam organisasi ini
adalah Semaun, Darsono, dan Alimin, organisasi ini terus melakukan
pemberontakan karena ingin Indonesia menjadi negara komunis, walau telah
dinyatakan sebagai organisasi illegal, namun mereka tetap melakukan kegiatan
politiknya
· Partai Nasional Indonesia,
organisasi yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka, dalam perjuangannya
tokoh PNI, Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan
Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Pada
akhirnya, dalam kongres di Jakarta, 25 April 1931, PNI dibubarkan, kemudian Mr.
Sartono mendirikan Partindo untuk mereka yang tidak setuju atas dibubarkannya
PNI, sedangkan Moh.Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI baru.
· Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), organisasi
Bandung yang beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi,
dan Kaum Studi Indonesia.
· Partai Indonesia, organisasi
yang didirikan dr.Sartono ketika Ir. Soekarno sang tokoh PNI ditangkap, saat
itu PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh
Sartono pada tahun 1929.Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo
bubar.
· Partai Indonesia Raya,
didirikan dr.Sutomo, dengan tokoh terkenalnya M.H Thamrin, tujuannya untuk
mencapai Indonesia raya, dan perjuangan Parindra dalam volksraad cukup
berhasil. Pemerintah Belanda akhirnya mengganti istilah inlandeer menjadi
Indonesier.
· Gerakan Rakyat Indonesia,
didirikan oleh orang-orang bekas Partindo, Tokoh-tokohnya antara lain Sartono,
Sanusi Pane, dan Moh.Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai
Indonesia Merdeka.
· Gabungan Politik Indonesia,
Tanggal 21 Mei 1939, dibentuk Gabungan Politik Indonesia dengan tujuan agar
bangsa Indonesia berdiri sendiri sebagai negara parlemen.
· Organisasi Keagamaan,
Muhammadiyah adalah organisasi islam yang paling maju, sebab mereka tidak
menunjukkan adanya pertentangan, namun atas terlalu terbukannya mereka,
dikhawatirkan kemurnian islam menjadi rusak, oleh karena itu dibentuk pula
Nahdatul Ulama sebagai pengawas.
· Organisasi Pemuda dan Wanita,
perkumpulan pertama yang berdiri adalah Tri Koro Dharmo, kemudian muncul
organisasi kepemudaan lainnya seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes,Timorees Ver Bond, PPPI, Pemuda
Indonesia, Jong Islamienten Bond, dan kepanduan. Sedangkan Pergerakan wanita
dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini.
· Sumpah Pemuda, berawal dari
PPPI yang mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong
Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak,
dan Jong Islamienten Bond. Para pemuda ini menginginkan penyatuan untuk
kemerdekaan.Oleh karena itu mereka bergabung menjadi organisasi Sumpah Pemuda.
DAFTAR PUSTAKA :
●Poesponegoro.M.D dan Nugroho
Notosusanto.2008.Sejarah Nasional Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
●http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.arttel.co.nz/wiki/lib/exe/fetch.php%3Fmedia%3Dnew_zealand_history:abel_tasman.jpg&imgrefurl=http://www.arttel.co.nz/wiki/doku.php%3Fid%3Dnew_zealand_history:b_abel_tasman&usg=__E0nGdD4YKDkA-uznhZjrB3jWwZs=&h=328&w=281&sz=43&hl=id&start=2&zoom=1&tbnid=kCRtY3RAHnyWeM:&tbnh=118&tbnw=101&ei=qyVfT_6BKc2rrAeA8JmvBg&prev=/search%3Fq%3Dabel%2Btasman%26um%3D1%26hl%3Did%26sa%3DN%26noj%3D1%26biw%3D1366%26bih%3D667%26tbm%3Disch&um=1&itbs=1